image from : http://impactgroup.files.wordpress.com
suddenly remember a short story about "dawn and dusk"
so, i'll write about that in my point of view...
*oh ya, i was think about that when i was on public transportation which is in my town we called with "pete-pete" hehehe....
namaku fajar...
aku mencintai seseorang...
seseorang yang bahkan tak pernah kulihat...
namaku senja...
aku menyukai sosok itu...
sosok yang bayangannya pun tak kutahu seperti apa...
kata mereka...
sosok itu bercahaya...
sosok itu indah....
kata mereka...
sosok itu berwibawa...
sosok itu gagah....
awan berbisik padaku...
membawa kabar yang begitu menggembirakan...
namanya senja, nama yang indah...
akhirnya kutahu siapa dia...
walaupun hanya sebuah nama...
fajar, nama yang bagus bukan?
aku jatuh cinta...
cinta yang buta...
kepada senja...
aku jatuh cinta...
cinta yang buta...
kepada fajar...
aku fajar...
diriku mencari dirinya...
dia yang tak pernah bisa kutemui...
aku senja...
diriku hilang arah...
dalam pencarian akan dirinya...
aku menunggu senja....
berhari-hari...
bertahun-tahun...
aku lelah...
tak pernah kulihat sosok fajar di hadapanku...
aku menunggunya...
aku memohon kepada sang waktu...
agar mempertemukanku dengannya...
dengan senja yang kurindu...
sang waktu menolak permintaanku...
permintaan untuk melihat sosok fajar...
aku merana...
kapan...
mesti bagaimana lagi diri ini bertingkah...
agar senja mau melirikku...
kapan...
tak pernah sedikit pun fajar melintas di hadapku...
tak pernah...
menunggu itu melelahkan...
aku bahkan tak bisa menggapai sosoknya...
aku menginginkan senja...
letih aku menanti...
sekali saja kumemohon untuk melihatnya...
aku menginginkan fajar...
ada sosok lain yang hadir dalam hidupku...
namanya mentari...
ia selalu setia menungguku...
aku masih di sini...
setia menanti fajar...
tahukah ia bahwa aku menunggunya?
mentari begitu indah...
dan mungkin lebih indah dari senja...
dari senja yang tak pernah kulihat sosoknya...
sang waktu tetap menahanku...
sang waktu tetap kejam padaku...
aku ingin bertemu dengan cintaku...
perlahan tapi pasti...
ruang untuk senja mulai mengecil...
terganti oleh sosok mentari...
aku lelah...
aku letih..
aku merana...
akhirnya hanya setitik kecil di hati ini...
tempat untuk senja yang pernah kupuja...
jauh... jauh lebih besar telah kusediakan untuk mentari...
aku menangis...
aku meratap...
aku memohon...
akhirnya aku sadar...
sadar akan sebuah hukum di alam ini...
sadar bahwa aku, fajar, tak akan pernah bertemu dengannya, senja...
sang waktu menyadarkanku...
menyadarkan tentang sebuah hukum yang tak bisa kulanggar...
menyadarkan bahwa aku, senja, tak akan pernah bertemu dengannya, fajar...
karena fajar dan senja tak akan pernah bisa menyatu...
aku pernah dan mungkin masih menjadi senja...
aku pernah dan mungkin masih menyukai fajar...
aku pernah dan mungkin masih berharap melihat sosoknya...
aku pernah dan mungkin masih mengingingkannya...
aku pernah dan mungkin masih memujanya...
mampukah sang waktu menyadarkanku, seperti menyadarakan senja, bahwa diri ini memang tak akan bisa bersama sosok itu...
apakah di sana, sosok itu telah menemukan mentari-nya, seperti fajar menemukan mentari-nya...
mampukah aku bertahan dalam kebodohan penantian, seperti senja yang tetap setia menunggu fajar walau itu tak mungkin...
kuserahkan semuanya kepada sang waktu, seperti senja yang menggantung harapan pada sang waktu...
Labels: blog, inspiration, love story, me, my stories